Info Kuipper School.
Membangun sikap profesional dan siap untuk memasuki dunia kerja, iklim yang terbaik untuk dilakukan adalah ketika sesoerang berada dalam lingkungan pendidikan tinggi, atau ketika menjadi mahasiswa, pada saat inilah sistim perkualiahan yang dilakukan biasanya akan menitik beratkan pada kemandirian dalam menyelesaikan masalah.
Membangun sikap profesional dan siap untuk memasuki dunia kerja, iklim yang terbaik untuk dilakukan adalah ketika sesoerang berada dalam lingkungan pendidikan tinggi, atau ketika menjadi mahasiswa, pada saat inilah sistim perkualiahan yang dilakukan biasanya akan menitik beratkan pada kemandirian dalam menyelesaikan masalah.
Pendidikan semacam ini menjadi sangat penting perannya untuk disadari oleh para mahasiswa, sebagai tahapan awal untuk memasuki dunia kerja, karena penomena yang dikembangkan oleh berbagai perguruan tinggi adalah,kuliah tidak hanya untuk menuntut ilmu, tapi bagaimana kita bisa mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Karena itu penting bagi mahasiswa untuk bisa membangun profesionalisme diri sejak dini.
Menurut Corporate Communications Consultant di Maverick, Marsha Imaniara, profesionalisme bisa dibentuk dengan mulai serius dalam menjalani rutinitas perkuliahan. Mahasiswa harus memiliki cara pandang yang jelas tentang tujuan mereka di masa depan.
"Bagi saya sukses itu adalah tentang apa yang ingin dilihat dari diri kita, apa yang ingin digapai. Jika cara pandangnya sudah ada, maka perilaku dan kebiasaan mahasiswa untuk profesional akan terbentuk, mulai dari terbiasa belajar mencicil hingga menyelesaikan berbagai tugas sesuai deadline. Hal-hal kecil seperti itu sudah membangun nilai profesional," ujar Marsha, kepada Okezone, baru-baru ini.
Membangun karakter profesional tidak hanya dilakukan dalam kegiatan perkuliahan saja, melainkan harus dilakukan dalam setiap tindakan yang berkaitan sebagai mahasiswa yang memiliki pandangan berbeda dalam melihat sebuah permasalahan, serta mampu mencari solusi terbaik atas setiap masalah yag dihadapi
"Jangan cuma mengklaim, 'Saya adalah individu yang berkualitas', tetapi apa yang membedakan? Berikan substansi yang mendukung klaim tersebut. Misalnya, pengalaman sebagai ketua himpunan mahasiswa," imbuhnya.
Sarjana Hubungan Internasional itu mengakui, lingkungan juga mempengaruhi terbentuknya profesionalisme tersebut. Karena itulah, sebaiknya kita berteman dengan mereka yang juga berperilaku positif.
"Tergantung individu. Ada kemauan, mau membuka diri atau enggak. Misalnya sudah tahu teman kita malas, coba lebarkan pertemanan dengan mereka yang rajin. Jangan sungkan untuk konsultasi dengan dosen atau organisasi kemahasiswaan. Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang menginspirasi," paparnya
Menurut Corporate Communications Consultant di Maverick, Marsha Imaniara, profesionalisme bisa dibentuk dengan mulai serius dalam menjalani rutinitas perkuliahan. Mahasiswa harus memiliki cara pandang yang jelas tentang tujuan mereka di masa depan.
"Bagi saya sukses itu adalah tentang apa yang ingin dilihat dari diri kita, apa yang ingin digapai. Jika cara pandangnya sudah ada, maka perilaku dan kebiasaan mahasiswa untuk profesional akan terbentuk, mulai dari terbiasa belajar mencicil hingga menyelesaikan berbagai tugas sesuai deadline. Hal-hal kecil seperti itu sudah membangun nilai profesional," ujar Marsha, kepada Okezone, baru-baru ini.
Membangun karakter profesional tidak hanya dilakukan dalam kegiatan perkuliahan saja, melainkan harus dilakukan dalam setiap tindakan yang berkaitan sebagai mahasiswa yang memiliki pandangan berbeda dalam melihat sebuah permasalahan, serta mampu mencari solusi terbaik atas setiap masalah yag dihadapi
"Jangan cuma mengklaim, 'Saya adalah individu yang berkualitas', tetapi apa yang membedakan? Berikan substansi yang mendukung klaim tersebut. Misalnya, pengalaman sebagai ketua himpunan mahasiswa," imbuhnya.
Sarjana Hubungan Internasional itu mengakui, lingkungan juga mempengaruhi terbentuknya profesionalisme tersebut. Karena itulah, sebaiknya kita berteman dengan mereka yang juga berperilaku positif.
"Tergantung individu. Ada kemauan, mau membuka diri atau enggak. Misalnya sudah tahu teman kita malas, coba lebarkan pertemanan dengan mereka yang rajin. Jangan sungkan untuk konsultasi dengan dosen atau organisasi kemahasiswaan. Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang menginspirasi," paparnya
Tag:
#Berita,
#Pendidikan Tinggi